Blogger Widgets Mei 2012 ~ Ikrimatul Husna

Mimpi Langit ke Tujuh

Mimpilah setinggi apa yang kau harapkan terwujud, karena bila jatuh pun tidak serendah jatuhnya mimpi yang rendah

Gelak Tawa Bahagia

Sebisa mungkin cipta tawa untuk dunia dan tertawa bersama indah dunia

Tatap dunia, Menyelam padanya, Dapatkan lebih darinya

Mampu lakukan apa yang orang lain bisa dan lakukan apa yang orang lain tak mampu lakukan

Yesterday, Today and Tomorrow

Tak ada O di Yesterday, ada O di Today, dan banyak O di Tomorrow (Opportunity)

Friendship is a Share

Persahabatan tak ada garis pemisah, Tak ada tembok penghalang, Senantiasa berbagi dalam segala suasana

Rabu, 30 Mei 2012

Dalam Gundahku

Ketidakberdayaan perasaan tuk tentukan arah dalam melangkah..
Membuat semuanya terasa terkesampingkan..
Jujur tak mampu tuk hadapi ini sendiri..
Apa yang perlu ku ingat tuk sadari diri bahwa banyak kurang yang ku miliki..
Tak sanggup jalani pribadi dengan keangkuhan yang tak patut dibanggakan..


Mencoba tuk buka mata hati..
Tak perlu sebenarnya ku sanksikan kekuatan diri..
Hanya dengan ketulusan dan keyakinan hati..
Bahagia kelak kan menghampiri..

Selasa, 29 Mei 2012

Ku Terbangun


Dalam kegelapan kucoba lebih membuka mata
Berusaha mencari jejak kasih
Yang teriring mengikuti arah temar cahaya palsu

Tangis hina pilu yang tersadar dalam titian langkahku
Tak semerdu guncangan bathin karena
Kumandang takbir yang terdengar lirih

Sahut mahut antara keindahan, kebencian
Terasa samar tak tergambar jelas
Dalam kanvas keyakinanku

Lingkar binar cahaya semu
Semakin menarikku dalam kekosongan pikirku

Terbangun aku disaat keterpakuan
Yang tak pernah ku mengerti dasarnya
Menyelimuti tubuh kecilku
Hingga aku akhiri sujud keningku
Yang telah lama tersungkur
Di atas lembar sajadah lembut

Yang aku tahu,
Islam dan imanku
Terikat kukuh dalam jiwaku

Ikrimatul  Husna

Setidaknya..


Satu karya kembali tercipta
Seribu warna kembali terlukiskan
Kala runtuhnya rasa yang menggelora
Meskipun akhirnya terhina

Senyum ini tercipta hanya dalam khayal
Bahagia ini terasa hanya dalam lamunan
Tapi tetap tak urung jua kau patahkannya

Uru hara yang terukir kuat
Tak robohkan pondasi cinta yang telah terbangun sebelumnya
Katidakmampuanku tuk pejamkan mata
Kian jelas terlihat betapa tak inginku
Tinggalkan harapku
Yang belum sempat ku meraihnya
Bersamamu..terus bersamamu..

Aku tak mau terlelap dalam penantian kosong
Penuh dengan pengharapan semu

Ku berjalan dalam kepincangan tertatihnya perasanku
Berpegang erat pada tembok lunak
Mencoba menatap dalam gelapnya pandanganku
Mendengar dalam kesunyian ruang hampa
Merasa saat tak ada rasa yang dirasa dan merasa sebaliknya

Tapi setidaknya inilah cinta..

Ikrimatul Husna

Luka dalam Kebisuan


Tasbih cinta tak selamanya teruntai indah
Bila mahabbah yang kupunya
Tak relakan hatimu terimanya
Jangan kau tawarkan aku bahagia fana’ ini
Bila akhirnya kau ambil seluruh senyum khayalku

Sajadah cinta yang beraalas ketulusan
Terkoyak oleh hati yang sempat jatuh dan membekas luka
Balutan lembut surban kasih sayang
Terlepas perlahan, menjauh, sirna dari pandangan

Hati yang tergores menyisakan sayatan
Yang tak dapat ditafsir, diterjemah perihnya
Hanya butiran bening linangan air kerelaan
Bershaf menunggu jatuh dari binar kaca-kaca
Dalam pilunya lingkar bola mata
Menjadi saksi dalam pengadilan pengorbanan cinta

Sulit nian pinta ini sampai padamu
Tanpa alunan senandung kasih yang kau lantunkan
Sulit nian hajat ini terwujud denganmu
Tanpa barisan ayat cinta yang kau tuturkan

Ku di sini dalam kebisuan
Perasaan yang ingin tuk ku sampaikan




                                                                                       Ikrimatul Husna
                                                                                                     20 Januari 2012

Telanjang Rasa


Debu usang bersambut pasir peraduan
Kerikil tumpul tajam
Beriring batu tersandung terperosok
Dalam lembah ketidakberdayaan

Deburan liar arus sungai bersaksi
Jembatan gantung bergoyang
Kala tangan lembut bocah-bocah
Erat menggenggam tubuhnya

Kiloan meter jalanan tertempuh dengan
Telanjang kaki.. telanjang rasa.. telanjang biaya

Atas nama kemelaratan mereka tertawa pilu
Di bawah injakan lembut penguasa

Mereka teriak berseling pula terbahak
Mereka meringis meski beriring tangis
Mereka tertawa namun ternyata tersisksa

Wahai pengikut siding paripurna..
Kami ingin berseragam.. bukan basah-basahan
Kami patut miliki ilmu.. bukan ilmu kami kalian jajaki
Kami butuh ruang layak.. bukan yang mudah terkoyak

Wahai wakil rakyat..
Kaulah insan pembeli suara
Perebut kuasa, pengikat asa
Buatlah kalian terhormat..
Tolong…
Hentikan jerat yang kalian buat!!

Jember, 23 Februari 2012
Dibacakan saat penampilan pesta rakyat FKIP
Dalam musikalisasi puisi