Remiten
TKI sebagai Penggerak Ekonomi Indonesia
Ikrimatul
Husna
ABSTRAK
………………..
2012. “Remiten TKI sebagai Penggerak
Ekonomi Indonesia”. Kata Kunci : Remiten. TKI. Penggerak Ekonomi Indonesia.
Meningkatnya pengiriman jumlah TKI ke luar negeri berdampak signifikan pada makro ekonomi. Dari pengiriman
TKI ini memunculkan kiriman ke
daerah asal (Remiten) yang akan
dialokasikan pada kegiatan publik maupun domestik. Besarnya remiten dari TKI yang dikirimkan pada
warganya di kampung halaman akan berdampak terhadap
perubahan kondisi keluarga TKI di daerah asal baik dari segi sosial maupun ekonomi. Remiten TKI ini memberikan pengaruh
lanjutan di mana nantinya akan menjadi penggerak
ekonomi Indonesia.
Pendahuluan
Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia berdampak terhadap masalah-masalah pengangguran, kemiskinan, migrasi,
dan sektor-sektor kependudukan lainya terutama faktor tenaga kerja. Dengan laju
pertumbuhan penduduk tinggi, secara langsung akan berdampak terhadap
perkembangan angkatan kerja dan kesempatan kerja. Kesempatan kerja yang ada pun
hanya sebatas pekerjaan sebagai buruh, atau bahkan tidak ada kesempatan kerja
karena masyarakat Indonesia yang tidak memiliki skill yang cukup untuk bekerja
di sektor formal. Sedangkan upah buruh di Indonesia merupakan upah yang paling
murah jika dibandingkan dengan
negara-negara Asia lainnya. Dengan upah yang tergolong sangat kecil, jelas
tidak akan dapat mencukupi kebutuhan keluarga dalam keseharian. Akibatnya,
tuntutan pengeluaran yang besar untuk mencukupi kebutuhan keluarga sudah tidak
sebanding lagi dengan penghasilan yang diraih. Sedangkan bagi mereka yang tidak
mendapat pekerjaan, tentu akan menganggur. Hal ini terjadi karena sektor
industri yang ada, belum mampu menyerap seluruh tenaga kerja yang ada di
Indonesia, yang memang terlalu banyak jika dibandingkan dengan lapangan kerja
yang tersedia, sehingga banyak sekali terjadi pengangguran.
Kondisi inilah yang memicu mereka untuk melakukan migrasi keluar
negeri dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia luar negeri (TKI)
sebagai alternatif solusi mengenai tingginya angka pengangguran yang dapat
menambah kesejahteraan TKI beserta keluarganya. Dari
migrasi ini memunculkan kiriman ke daerah asal (Remiten) yang akan dialokasikan
dalam kegiatan publik maupun domestik. Besarnya jumlah penghasilan dari TKI yang dikirimkan pada warganya di kampung halaman akan
berdampak terhadap perubahan kondisi keluarga TKI di daerah asal baik dari segi sosial maupun ekonomi. Berkaitan
dengan hal tersebut, kita akan mengkaji lebih dalam mengenai besarnya pengaruh
yang diberikan tenaga kerja Indonesia (TKI) dengan remitennya yang dapat
menjadi penggerak bagi perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik tentunya.
Pembahasan
Keputusan masyarakat untuk bekerja di luar
negeri antara lain disebabkan karena kurangnya lahan pekerjaan yang ada di
wilayah. Sementara keterampilan dan kualifikasi yang dimiliki para pencari
kerja juga sangat terbatas. Sehingga mereka memutuskan bekerja di luar negeri
dengan skill yang dimiliki dan perbedaan kurs mata uang yang cukup tinggi
dibandingkan di Indonesia. Selain
itu adanya harapan untuk meningkatkan kesejahteraan hingga keputusan untuk
berangkat ke luar negeri ini diambil. Pada umumnya para TKI berasal dari
keluarga kurang mampu sehingga berangkat ke luar negeri adalah satu satunya
pilihan yang diambil.
Meningkatnya jumlah pekerja migran
dari tahun ke tahun, untuk bekerja diluar negeri merupakan salah satu indikator
dari globalisasi atau integrasi internasional. Indonesia sebagai bagian
integral dari ekonomi global tidak dapat melepaskan diri dari dinamika
tersebut, sehingga pengiriman pekerja migran ke luar negeri berdampak
signifikan pada makro ekonomi. Karena itu dalam perkembangannya, negara-negara
tujuan TKI dari tahun ke tahun juga terus bertambah.
Kisah Awal Pengiriman TKI
Jauh sebelum Pemerintah Republik
Indonesia mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri, Pemerintah
Belanda pada tahun 1890 telah mengirimkan 32.986 orang TKI asal pulau Jawa ke
Suriname, suatu Negara Jajajahan Belanda di Amerika Selatan. Tujuan pengiriman
TKI itu adalah untuk mengganti tugas para budak asal Afrika yang telah
dibebaskan pada tanggal 1 Juli 1863. Gelombang pertama pengiriman TKI
diberangkatkan dari Batavia pada 21 Mei 1890 dengan kapal SS Koningin Emma.
Pelayaran jarak jauh ini singgah di Negeri Belanda dan tiba di Suriname tanggal
9 Agustus 1890. Jumlah TKI gelombang pertama ini sebanyak 94 orang.
Gelombang kedua sebanyak 614 orang, tiba di Suriname pada tanggal 16 Juni 1894
dengan kapal SS Voorwarts.
Kegiatan pengiriman TKI ini berjalan
terus sejak tahun 1890 s/d 1939 hingga jumlahnya mencapai 32.986 orang dengan
menggunakan 77 buah kapal laut. Dari tahun 1890 hingga tahun 1914. Rute
pelayaran pengiriman TKI ke Suriname selalu singgah di Negeri Belanda.
Pola seperti itu saat ini makin
mudah ditemui di sekitar kita. Kantong pemasok buruh migran tidak lagi
didominasi dari Jawa. Daerah lain di Indonesia yang juga tanahnya kurang subur
membuat warganya kabur dan memilih meninggalkan kampung halaman. Contohnya
adalah warga dari Flores. Kampung halaman yang kurang subur menjadi pemicu
warga untuk merantau.
Penyebab Perkembangan TKI Bekerja ke
Luar Negeri
Pengiriman buruh migran ke luar
negeri telah memakan waktu cukup lama. Seiring perjalanan waktu, pengiriman
tenaga kerja migran selama sekian lama hingga detik ini terlihat bahwa nasib
mereka selama bekerja di luar negeri selalau tersandung masalah. Proses panjang
pengiriman tenaga kerja ke luar negri meski telah berlangsung lama namun
masalah belum selesai. Itu semua karena motivasi pekerja migran untuk
memperbaiki kehidupan yang lebih bagus. Mencari kesejatreaan ke luar negeri
meski dilalui dengan penuh rintangan, pengorbanan dan air mata adalah pilihan
yang ternyata masih diminati oleh ribuan warga negera Indonesia yang berpenghasilan
kecil. Banyaknya hutan yang diubah menjadi lahan pertanian, penebagan pohon
tidak terkendali, pembakaran lahan, pengerukan bukit, pencemaran air sungai,
pencemaran pantai, penebangan bakau, penggunaan energi bahan bakar yang tidak
tergantikan (minyak, gas) serta ditambah lagi dengan oknum-oknum petinggi
negara yang turut menyemarakkan kejayaan korupsi adalah faktor yang jauh lebih
penting untuk diperhatikan bagi pengambil kebijakan masalah pengiriman tenaga
kerja ke luar negeri, karena jika pemerintah bisa lebih perhatian
ke masalah ini maka tenaga kerja kita bisa bekerja di Negara sendiri.
Warga Indonesia kelas menengah ke
bawah tidak akan meninggalkan kampung halamannya kalau kampung halaman mereka
subur, menyediakan sumber alam yang produktif, makmur, tenang, dan damai.
Faktor utama warga Indonesia mencari
kehidupan di negera lain karena kerusakan alam yang parah, alam yang tidak
bersahabat untuk bertani, penduduk miskin tidak memiliki lahan, dan tanah tidak
subur. Faktor lainnya adalah karena cuaca yang tidak menentu, hasil pertanian
berkualitas rendah dan murah dibanding biaya produksi, serta lahan berpindah
tangan dan dikuasai pemegang modal. Selain itu, yang terpenting adalah mental
aparat pemerintah untuk tidak bermental korup. Masalah di atas di anggap
sebagai bencana besar yang kita hadapi tanpa mengenal latar belakang
pendidikan, suku, ekonomi, agama.
Dapat disimpulkan penyebab tingginya pergerakan Kaum Migran
untuk bekerja diluar negeri disebabkan antara lain :
1. Tingginya angka pengangguran bagi
penduduk berusia produktif namun memiliki pendidikan yang rendah
2. Faktor alam di daerah yang tidak
mendukung, ekosistem tercemar sehingga sulit untuk bergantung dari alam sebagai
mata pencaharian (nelayan, petani)
3. Kurangnya sosialisasi pemerintah
mengenai upaya bantuan pemerintah dan pemberdayaan penduduk seperti permodalan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Pemerintah menyediakan dana bagi penduduk
yang berwiraswasta
4. Kurang meratanya pembangunan dan
perluasan kesempatan kerja di seluruh wilayah Indonesia
Remiten TKI
Seiring dengan maraknya migrasi tenaga kerja internasional beberapa
tahun terakhir dari Indonesia ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Asia
Timur dan Timur Tengah, serta sudah mulai merambah ke beberapa negara di Eropa,
Amerika Utara dan Australia, di berbagai kota juga menunjukan jumlah yang terus
bertambah tiap tahunnya. Upah yang lebih memadai di negara asing menjadi salah
satu penyebab kegiatan tersebut terus berlangsung. Sebagai akibat dari
tingginya upah tersebut, pengiriman remitan sebagai salah satu hasil kerja di
daerah asal juga semakin meningkat. Harapan TKI memperoleh penghasilan yang
layak pun akan memberi dampak positif bagi pembangunan di tanah air. Terlepas
dari pengelolaan TKI diluar negeri secara benar atau salah, terbukti bahwa
Pekerja migran telah menjadi pahlawan devisa bagi bangsa. Mampu menggerakkan
roda perekonomian kampung halaman. Pekerja migran mengirim upahnya untuk
memperbaiki rumah di kampung halaman, membeli sawah, membantu biaya pendidikan
anggota keluarganya. Pekerja migran adalah pahlawan. Mereka berjasa bagi
keluarga, dan bangsa. TKI memberi nilai tambah bagi keluarganya. Ternyata
pengiriman tenaga kerja ke luar negeri bila dikelola dengan baik dapat
meningkatkan kesejahteraan pekerja. Meski banyak sekali kasus-kasus pelanggaran
yang dilakukan oleh pekerja migrant (TKI yang bekerja di luar negeri) karena
legalitas yang tidak terpenuhi dan banyak lagi kasus-kasus pelanggaran HAM,
namun demikian, masalah pengerahan tenaga kerja ke luar negeri tidak bisa
dihentikan begitu saja. Karena pengiriman tenaga kerja ke luar negeri
sesuangguhnya dialami oleh semua negera. Bahkan masyarakat kita memiliki
persepsi senang dan bangga bila tempat kerjanya memiliki konsultan asing.
Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah ditunjukan
dengan perbaikan tingkat produk domestik regional bruto (PDRB) yang mengacu
pada total nilai moneter dari semua barang dan jasa yang telah dihasilkan di
dalam batas-batas geografis tertentu. Secara sederhana produk domestik regional
bruto ini dapat dihitung berdasarkan nilai keluaran semua barang dan jasa jadi.
Meskipun pendapatan dari buruh migran (remitan) merupakan pendapatan dari luar
negeri yang tidak diperhitungkan dalam PDRB, tetapi pemanfaatannya sebagai alat
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan investasi serta tabungan di
dalam negeri, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap produk domestik
regional bruto. Remitansi TKI kini antara 3-4% dari GDP Indonesia, sehingga
20-30 persen penduduk Indonesia bisa jatuh miskin jika seluruh buruh migran
pulang. BP2NTKI berupaya merubah sistem penempatan TKI demi memperbaiki citra,
termasuk sistem administrasi di daerah menjadi online. Dengan
adanya peningkatan distribusi nilai uang masuk tersebut, cukup memberi arti
pada masukan devisa. Yang berarti juga akan semakin meningkatkan taraf hidup
masyarakat serta pembangunan di daerah maupun di negara asal pekerja migran
dalam hal ini Indonesia.
Berkepanjangannya krisis global juga telah menambah
jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang kehilangan
pekerjaannya. Bila pemulangan secara
massal para TKI ini terus terjadi, dipastikan kondisi ekonomi domestik akan
sangat terpengaruh, karena sumbangan mereka yang mencapai tidak kurang dari Rp 60
triliun bagi ekonomi nasional tiap tahun. Hal itu juga dikhawatirkan akan
membawa dampak negatif bagi ekonomi di tempat asalnya, yang selama ini
menunjukkan ketergantungan yang besar terhadap kiriman uang (remittance) dari
anggota keluarganya yang bekerja di luar negeri. Masalah peningkatan kemiskinan
dan pengangguran harus segera diantisipasi dengan serius. Tak dapat disangkal,
komunitas TKI di luar negeri, yang berjumlah sekitar 6 juta orang, telah
menyumbangkan kontribusi yang luar biasa bagi ketahanan ekonomi kita, khususnya
bagi masyarakat daerah.
Ke depan, TKI tampaknya akan terus menjadi tulang
punggung penting bagi ekonomi nasional. Kemiskinan di tempat asal akan terus
menjadi faktor pendorong (push factor) bagi mengalirnya TKI ke luar negeri.
Selama pemerintah belum sanggup menyediakan lapangan kerja yang layak dan
secara konkret bisa memecahkan masalah 'perut' rakyat, selama itu pula arus besar
TKI tak akan bisa ditahan.
Menurut penulis, pekerjaan sebagai Tenaga Kerja
Indonesia (TKI), merupakan pekerjaan yang bergensi di lingkungan daerah tempat
TKI itu berasal. Bagaimana tidak, daerah yang notabene merupakan kawasan miskin
cenderung banyak para TKI yang berasal dari sana. Alhasil, dengan kiriman TKI
(remiten), anggota keluarga TKI bisa dikatakan lebih makmur dari
keluarga-keluarga lain yang tidak bekerja sebagai TKI di luar negeri. Bahkan
pekerjaan yang lebih baik, misalkan guru saja, dalam hal kesejahteraan dan
penghasilan setiap bulannya tidak dapat melebihi atau bahkan hanya sekedar
sebanding dengan penghasilan TKI yang dikirimkan setiap bulannya kepada anggota
keluarga. Ini karena nilai mata uang di negara tempat TKI bekerja, jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan Indonesia.
Mereka yang bekerja sebagai TKI di luar negeri,
begitu dihormati di daerah tempat dia berasal. Dengan kemewahan yang mereka
dapatkan dari hasil remiten yang biasa dikirim, membuat mereka layaknya orang
kaya yang siap dengan serta merta membagi uang mereka kepada
tetangga-tetangganya. Bahkan berdampak pada keinginsertaan masyarakat daerah,
untuk mencoba keberuntungan di pekerjaan yang sama, yaitu menjadi TKI demi
mencapai kesejahteraan anggota keluarganya. Alhasil, banyak sekali masyarakat
Indonesia yang begitu menginginkan bekerja di luar negeri sebagai pahlawan
devisa.
Tenaga kerja Indonesia atau yang sering disingkat TKI ini, sering
disebut sebagai pahlawan devisa. Menurut IMF, pahlawan sejati atas bertahannya
negara-negara seperti Indonesia terkait dengan remitansi yang dikirim tenaga
kerja setiap tahunnya. Orang-orang yang bekerja di luar negeri, baik bekerja
sebagai buruh kasar, pelayan rumah tangga, hingga kerja-kerja profesional,
memberikan andil besar atas stabilnya ekonomi Indonesia. Jumlah uang yang
dikirim pahlawan devisa tanpa tanda jasa itu cukup berperan dalam mendorong
ekonomi nasional.
Setiap tahunnya, jumlah remitansi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
selalu naik. Pada 2011 saja, diperkirakan ada Rp 56 triliun yang masuk ke
rekening-rekening bank di Indonesia. Jumlah ini belum termasuk uang yang mereka
bawa, dititipkan kepada jasa-jasa keuangan non perbankan, termasuk yang dikirim
melalui PT Pos. Uang-uang yang dikirim itu, IMF beranggapan, telah menggerakkan
ekonomi riil masyarakat baik dalam bentuk konsumsi, investasi kecil-kecilan
maupun menengah, hingga tabungan yang mereka simpan di perbankan nasional.
Terlepas mayoritas uang itu dipakai untuk konsumsi, tetap itu mampu
menggerakkan ekonomi dan memberikan dampak yang tersebar luas.
Toko-toko besi, bahan bangunan, dan keramik sangat menikmati uang
para TKI ini. Wajar, karena TKI selalu ingin membangun rumah-rumah mereka jauh
lebih baik dan mentereng. Mereka juga senang membangun rumah untuk dikontrakan
atau disewakan, termasuk tentunya rumah toko (ruko).
Diler-diler motor pun harus berterimaksih kepada TKI. Berkat uang
mereka, ribuan motor terjual di desa-desa atau kota-kota kecil yang digunakan
para kerabat atau orang tua TKI. Ekonomi mikro bergerak stabil dan cenderung
tumbuh meski krisis besar mendarat dibelahan dunia lain.
Dalam beberapa pemberitaan di koran berisi ulasan mengenai sisi lain
TKI yang kembali ke Indonesia dengan membawa perubahan. Mereka enggan kembali
ke negeri tempat mereka bekerja, tetapi memilih untuk membangun bisnis
kecil-kecilan yang kemudian berkembang di tempat tinggal mereka. Ada yang
menjadi pedagang sembako besar dengan swalayan yang melayani warga pinggiran.
Ada juga yang menjadi pemikir dan pengajar. Tidak ketinggalan, ada juga mantan
TKI yang mampu mengembangkan bisnis peternakan, pertanian, hingga sektor ritel
lainnya. Pun ada yang sudah memiliki diler kendaraan bermotor.
Banyak di antara mereka yang jauh lebih sukses dengan apa yang
mereka dapatkan selama bekerja dibandingkan dengan warga sekitar mereka yang
bekerja di dalam negeri. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa melihat TKI
dikonotasikan sebagai pekerja kasar. Kepala Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh. Jumhur Hidayat mengatakan, hingga kini 6 juta TKI bekerja di
berbagai negara yang memberi makan langsung kepada keluarganya, 5 orang
per-TKI. Dalam sebulan, 30 ribu-40 ribu pembantu rumah tangga bekerja ke luar
negeri. Ini tentu mengandung multiplier ekonomi sehingga menghidupkan kegiatan
ekonomi di pedesaan. Dengan demikian, bisa menyerap tenaga kerja di
daerah-daerah. Maka dari itu, penulis begitu berantusias memberikan apresiasi
terhadap keperkasaan TKI dengan remitennya yang mampu memberikan dampak yang
begitu besar bagi perekonomian negara Indonesia.
Tidak selalu kisah TKI yang digambarkan adalah cerita sedih yang
menguras iba kita. Banyak TKI yang sukses, banyak dari mereka yang mampu
membantu pemerintah dan korporat besar dalam membangun ekonomi. Penulis
beranggapan, memang mengenai cerita kurang nyaman yang kerap dialami oleh para
pekerja migrant (TKI) tidak bisa lantas dikesampingkan dan hanya menjadi kabar
angin yang hanya berhembus sekali saja. Hal ini perlu perhatian dari semua
pihak, terutama pemerintah. Namun alangkah lebih baiknya bila dukungan dari
semua pihak turut mewarnai perjalanan mereka dalam berjuang sebagai pahlawan
devisa di negeri orang. Agar apa yang menjadi sebuah harapan bersama dapat
terwujud.
Perbankan menjadi salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan
kehadiran para TKI. Uang mereka yang besar menjadi magnet kuat kalangan bank
untuk bisa meraupnya. Tak heran jika hampir semua bank nasional dan asing
membuka layanan khusus untuk para TKI. Sebut saja BII yang dikuasai Maybank
Malaysia, Bank Danamon, Bank Panin, Bank Muamalat, dan Bank BNI.
Ini artinya, bank-bank mampu meningkatkan pendapatan dari sisi non
operasional. Bank mampu meraih keuntungan dari fee yang diambil dari setiap
proses transaksi yang terjadi. Dan, itu hanya membutuhkan sedikit investasi
untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi mengatakan, pelaksanaan pemberian
layanan perbankan sesuai dengan kerja sama terkait pemberian layanan perbankan
kepada para TKI, baik sebelum dan sesudah berangkat, ke negara tujuan
masing-masing tersebut akan langsung berjalan dan diharapkan bisa meningkatkan
bisnis remitansi (jasa pengiriman uang) perseroan. Melalui kerja sama ini, para
TKI, calon TKI dan purna TKI beserta keluarganya dapat memperoleh layanan
perbankan, seperti pembukaan rekening simpanan, pemberian pembiayaan,
pengiriman dana remitansi serta edukasi pengelolaan keuangan.
Berkaitan dengan TKI, dari pihak pemerintah telah melakukan langkah-langkah pencegahan agar TKI tidak terlibat
permasalahan saat berada di luar negeri. Salah satunya adalah dengan melakukan
pengawasan calon TKI agar mereka yang berangkat sesuai dengan aturan yang
berlaku. Bahwa terdapat jaminan sepenuhnya oleh
Undang Undang No.13/2003 bagi para TKI termasuk didalamnya mengatur pelatihan,
perlindungan hukum serta pengawasan. Diharapkan mereka yang berangkat ke luar
negeri ini adalah para tenaga kerja yang legal, sehingga keamanan maupun
jaminan hukumnya jelas. Selain itu, pemerintah hendaknya memberikan
usaha pembinaan dan pelatihan bagi keluarga migran (TKI)
yang tinggal di daerah asal untuk meningkatkan kemauan mereka mengalokasikan
remiten dalam kegiatan produktif. Masih minimnya pendidikan para TKI menyebabkan mereka hanya mampu bekerja di sektor
informal. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan keterampilan para TKI oleh BNP2TKI dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
sehingga mereka mampu bekerja di sektor formal dengan penghasilan yang lebih
baik.
Di samping itu, konsentrasi pemerintah yang terlalu berat kepada
sektor finansial harus diimbangi dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi riil
yang langsung bersentuhan dengan kehidupan rakyat di daerah-daerah. Sudah
waktunya kecenderungan elite politik yang sibuk dengan proyek pencitraan diri
(image building) dan berebut kuasa diimbangi dengan kerja riil berupa
penciptaan lapangan kerja yang konkret di daerah-daerah, untuk menjawab
persoalan kemiskinan di seluruh Indonesia.
Melihat begitu besarnya kontribusi TKI terhadap pergerakan
perekonomian Indonesia, sudah sepatutnya bahwa TKI harus dilindungi dan diberi
karpet merah ketika kembali ke Tanah Air. Bukan sebaliknya, diperas,
dipersulit, dan dibiarkan mati dinegeri orang. Peran pemerintah yang lebih
bijak menjadi sangat penting bagi kemajuan ekonomi bangsa juga. IMF saja begitu
menghargai para TKI, mengapa kita tidak?Ikrim.
Penutup
Jumlah TKI yang
bekerja di luar negeri memiliki dampak yang begitu besar terhadap pergerakan perekonomian
Indonesia terkait dengan pengiriman penghasilannya ke daerah asal atau
remitennya. Hal ini menimbulkan perbaikan-perbaikan pada daerah maupun pada
negara. Jadi sesuai judul artikel, bisa dikatakan bahwa Remiten TKI sebagai Penggerak
Ekonomi Indonesia.
Daftar Rujukan
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Direktur
Utama BSM, Yuslam Fauzi
IMF
Kepala
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI),
Moh. Jumhur Hidayat
Undang Undang No.13/2003
Dunia Yang Akan Mewujudkan Impian Anda,Kami Akan Memberikan solusi mengatasi masalah ekonomi anda.
BalasHapusHanya Dengan Bermodalkan Kepercayaan Dan Keyakinan/TOGEL YANG TERBAIK. Kami Hadir Untuk Menjalin Tali Silatuh Rahmi,Guna Untuk Membantu Para Masyarakat Di Muka Bumi Ini ,Dengan Segala Permasalahan Yang Ada,Karena Di Dalam Masyarakat Yang Kita Tahu Saat Sekarang Ini,Masih Banyak Masyarakat Yang Hidup Dibawah Garis Kemiskinan,Untuk Itu,Izinkan Saya Mbah Karwo Untuk Memberikan Solusi Terbaik Untuk Anda Yang Sangat Membutuhkan.Ada Berbagai Cara Untuk Membantu Mengatasi Masalah Perekonomian,Dengan Jalan ; 1,Melalui Angka Togel Jitu ; Supranatural 2,Pesugihan Serba Bisa 3,Pesugihan Uang Balik/Bank ghaib 4,Ilmu Pengasihan 5,DLL HANYA DENGAN BERMODALKAN KEPERCAYAAN DAN KEYAKINAN,INSYA ALLAH ITU SEMUANYA AKAN BERHASIL SESUAI DENGAN KEINGINAN ANDA... Dunia yang akan mewujudkan impian anda dalam sekejab dan menuntaskan masalah keuangan anda dalam waktu yang singkat. Mungkin tidak pernah terpikir dalam hidup kita untuk menyentuh hal hal seperti ini. Ketika terpikirkan kekuasaan, uang dalam genggaman, semua bisa dikendalikan sesuai keinginan kita.Semua bisa diselesaikan secara logika.Tapi akankah logika selalu bisa menyelesaikan masalah kita. Pesugihan Mbah Karwo Mbah memiliki ilmu supranatural yang bisa menghasilkan angka angka putaran togel yang sangat mengagumkan, ini sudah di buktikan member bahkan yang sudah merasakan kemenangan(berhasil), baik di indonesia maupun di luar negeri.. ritual khusus di laksanakan di tempat tertentu, hasil ritual bisa menghasilkan angka 2D,3D,4D,5D.6D. sesuai permintaan pasien.Mbah bisa menembus semua jenis putaran togel. baik itu SGP/HK/Malaysia/Sydnei, maupun putaran lainnya. Mbah Akan Membantu Anda Dengan Angka Ghoib Yang Sangat Mengagumkan "Kunci keberhasilan anda adalah harus optimis karena dengan optimis.. angka hasil ritual pasti berhasil !! BERGABUNGLAH DAN RAIH KEMENANGAN ANDA..! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!! Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini 1. Di Lilit Hutang 2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel 3. Barang berharga Anda Sudah Habis Buat Judi Togel 4. Anda Sudah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang tepat Jangan Anda Putus Asa…Selama Mentari Masih Bersinar Masih Ada Harapan Untuk Hari Esok.Kami akan membantu anda semua dengan Angka Ritual Kami..Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja… Apabila Anda Ingin Mendapatkan Nomor Jitu 2D 3D 4D 6D Dari Mbah Karwo Selama Lima Kali Putaran,Silahkan Bergabung dengan Uang Pendaftaran Paket 2D Sebesar Rp. 300.000 Paket 3D Sebesar Rp. 500.000 Paket 4D Sebesar Rp. 700.000 Paket 6D Sebesar Rp. 1.500.000 dikirim Ke Rekening BRI.Atas Nama:No Rekening PENDAFTARAN MEMBER FORMAT PENDAFTARAN KETIK: Nama Anda#Kota Anda#Kabupaten#Togel SGP/HKG#DLL LALU kirim ke no HP : ( 0852-3162-7267 ) SILAHKAN HUBUNGI EYANG GURU:0852-3162-7267