Blogger Widgets Artikel "Remiten TKI sebagai Penggerak Ekonomi Indonesia ~ Ikrimatul Husna

Rabu, 20 November 2013

Artikel "Remiten TKI sebagai Penggerak Ekonomi Indonesia



Remiten TKI sebagai Penggerak Ekonomi Indonesia
Ikrimatul Husna

ABSTRAK
 ……………….. 2012. “Remiten TKI sebagai Penggerak Ekonomi Indonesia”. 
Kata Kunci : Remiten. TKI. Penggerak Ekonomi Indonesia.
Meningkatnya pengiriman jumlah TKI ke luar negeri berdampak signifikan pada makro ekonomi. Dari pengiriman TKI ini memunculkan kiriman ke daerah asal (Remiten) yang akan dialokasikan pada kegiatan publik maupun domestik. Besarnya remiten dari TKI yang dikirimkan pada warganya di kampung halaman akan berdampak terhadap perubahan kondisi keluarga TKI di daerah asal baik dari segi sosial maupun ekonomi. Remiten TKI ini memberikan pengaruh lanjutan di mana nantinya akan menjadi penggerak ekonomi Indonesia.

Pendahuluan
Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia berdampak terhadap masalah-masalah pengangguran, kemiskinan, migrasi, dan sektor-sektor kependudukan lainya terutama faktor tenaga kerja. Dengan laju pertumbuhan penduduk tinggi, secara langsung akan berdampak terhadap perkembangan angkatan kerja dan kesempatan kerja. Kesempatan kerja yang ada pun hanya sebatas pekerjaan sebagai buruh, atau bahkan tidak ada kesempatan kerja karena masyarakat Indonesia yang tidak memiliki skill yang cukup untuk bekerja di sektor formal. Sedangkan upah buruh di Indonesia merupakan upah yang paling murah  jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Dengan upah yang tergolong sangat kecil, jelas tidak akan dapat mencukupi kebutuhan keluarga dalam keseharian. Akibatnya, tuntutan pengeluaran yang besar untuk mencukupi kebutuhan keluarga sudah tidak sebanding lagi dengan penghasilan yang diraih. Sedangkan bagi mereka yang tidak mendapat pekerjaan, tentu akan menganggur. Hal ini terjadi karena sektor industri yang ada, belum mampu menyerap seluruh tenaga kerja yang ada di Indonesia, yang memang terlalu banyak jika dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia, sehingga banyak sekali terjadi pengangguran.
Kondisi inilah yang memicu mereka untuk melakukan migrasi keluar negeri dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia luar negeri (TKI) sebagai alternatif solusi mengenai tingginya angka pengangguran yang dapat menambah kesejahteraan TKI beserta keluarganya. Dari migrasi ini memunculkan kiriman ke daerah asal (Remiten) yang akan dialokasikan dalam kegiatan publik maupun domestik. Besarnya jumlah penghasilan dari TKI yang dikirimkan pada warganya di kampung halaman akan berdampak terhadap perubahan kondisi keluarga TKI di daerah asal baik dari segi sosial maupun ekonomi. Berkaitan dengan hal tersebut, kita akan mengkaji lebih dalam mengenai besarnya pengaruh yang diberikan tenaga kerja Indonesia (TKI) dengan remitennya yang dapat menjadi penggerak bagi perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik tentunya.
Pembahasan
Keputusan masyarakat untuk bekerja di luar negeri antara lain disebabkan karena kurangnya lahan pekerjaan yang ada di wilayah. Sementara keterampilan dan kualifikasi yang dimiliki para pencari kerja juga sangat terbatas. Sehingga mereka memutuskan bekerja di luar negeri dengan skill yang dimiliki dan perbedaan kurs mata uang yang cukup tinggi dibandingkan di Indonesia. Selain itu adanya harapan untuk meningkatkan kesejahteraan hingga keputusan untuk berangkat ke luar negeri ini diambil. Pada umumnya para TKI berasal dari keluarga kurang mampu sehingga berangkat ke luar negeri adalah satu satunya pilihan yang diambil.
Meningkatnya jumlah pekerja migran dari tahun ke tahun, untuk bekerja diluar negeri merupakan salah satu indikator dari globalisasi atau integrasi internasional. Indonesia sebagai bagian integral dari ekonomi global tidak dapat melepaskan diri dari dinamika tersebut, sehingga pengiriman pekerja migran ke luar negeri berdampak signifikan pada makro ekonomi. Karena itu dalam perkembangannya, negara-negara tujuan TKI dari tahun ke tahun juga terus bertambah.
Kisah Awal Pengiriman TKI
Jauh sebelum Pemerintah Republik Indonesia mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri, Pemerintah Belanda pada tahun 1890 telah mengirimkan 32.986 orang TKI asal pulau Jawa ke Suriname, suatu Negara Jajajahan Belanda di Amerika Selatan. Tujuan pengiriman TKI itu adalah untuk mengganti tugas para budak asal Afrika yang telah dibebaskan pada tanggal 1 Juli 1863. Gelombang pertama pengiriman TKI  diberangkatkan dari Batavia pada 21 Mei 1890 dengan kapal SS Koningin Emma. Pelayaran jarak jauh ini singgah di Negeri Belanda dan tiba di Suriname tanggal 9 Agustus 1890.  Jumlah TKI gelombang pertama ini sebanyak 94 orang. Gelombang kedua sebanyak 614 orang, tiba di Suriname pada tanggal 16 Juni 1894 dengan kapal SS Voorwarts.
Kegiatan pengiriman TKI ini berjalan terus sejak tahun 1890 s/d 1939 hingga jumlahnya mencapai 32.986 orang dengan menggunakan 77 buah kapal laut. Dari tahun 1890 hingga tahun 1914. Rute pelayaran pengiriman TKI ke Suriname selalu singgah di Negeri Belanda.
Pola seperti itu saat ini makin mudah ditemui di sekitar kita. Kantong pemasok buruh migran tidak lagi didominasi dari Jawa. Daerah lain di Indonesia yang juga tanahnya kurang subur membuat warganya kabur dan memilih meninggalkan kampung halaman. Contohnya adalah warga dari Flores. Kampung halaman yang kurang subur menjadi pemicu warga untuk merantau.
Penyebab Perkembangan TKI Bekerja ke Luar Negeri
Pengiriman buruh migran ke luar negeri telah memakan waktu cukup lama. Seiring perjalanan waktu, pengiriman tenaga kerja migran selama sekian lama hingga detik ini terlihat bahwa nasib mereka selama bekerja di luar negeri selalau tersandung masalah. Proses panjang pengiriman tenaga kerja ke luar negri meski telah berlangsung lama namun masalah belum selesai. Itu semua karena motivasi pekerja migran untuk memperbaiki kehidupan yang lebih bagus. Mencari kesejatreaan ke luar negeri meski dilalui dengan penuh rintangan, pengorbanan dan air mata adalah pilihan yang ternyata masih diminati oleh ribuan warga negera Indonesia yang berpenghasilan kecil. Banyaknya hutan yang diubah menjadi lahan pertanian, penebagan pohon tidak terkendali, pembakaran lahan, pengerukan bukit, pencemaran air sungai, pencemaran pantai, penebangan bakau, penggunaan energi bahan bakar yang tidak tergantikan (minyak, gas) serta ditambah lagi dengan oknum-oknum petinggi negara yang turut menyemarakkan kejayaan korupsi adalah faktor yang jauh lebih penting untuk diperhatikan bagi pengambil kebijakan masalah pengiriman tenaga kerja ke luar negeri,  karena  jika pemerintah bisa lebih perhatian ke masalah ini maka tenaga kerja kita bisa bekerja di Negara sendiri.
Warga Indonesia kelas menengah ke bawah tidak akan meninggalkan kampung halamannya kalau kampung halaman mereka subur, menyediakan sumber alam yang produktif, makmur, tenang, dan damai.
Faktor utama warga Indonesia mencari kehidupan di negera lain karena kerusakan alam yang parah, alam yang tidak bersahabat untuk bertani, penduduk miskin tidak memiliki lahan, dan tanah tidak subur. Faktor lainnya adalah karena cuaca yang tidak menentu, hasil pertanian berkualitas rendah dan murah dibanding biaya produksi, serta lahan berpindah tangan dan dikuasai pemegang modal. Selain itu, yang terpenting adalah mental aparat pemerintah untuk tidak bermental korup. Masalah di atas di anggap sebagai bencana besar yang kita hadapi tanpa mengenal latar belakang pendidikan, suku, ekonomi, agama.
Dapat disimpulkan penyebab tingginya pergerakan Kaum Migran untuk bekerja diluar negeri disebabkan antara lain :
1.   Tingginya angka pengangguran bagi penduduk berusia produktif namun memiliki pendidikan yang rendah
2.   Faktor alam di daerah yang tidak mendukung, ekosistem tercemar sehingga sulit untuk bergantung dari alam sebagai mata pencaharian (nelayan, petani)
3.   Kurangnya sosialisasi pemerintah mengenai upaya bantuan pemerintah dan pemberdayaan penduduk seperti permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR)  Bank Pemerintah menyediakan dana bagi penduduk yang  berwiraswasta
4.   Kurang meratanya pembangunan dan perluasan kesempatan kerja di seluruh wilayah Indonesia
Remiten TKI
Seiring dengan maraknya migrasi tenaga kerja internasional beberapa tahun terakhir dari Indonesia ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Timur dan Timur Tengah, serta sudah mulai merambah ke beberapa negara di Eropa, Amerika Utara dan Australia, di berbagai kota juga menunjukan jumlah yang terus bertambah tiap tahunnya. Upah yang lebih memadai di negara asing menjadi salah satu penyebab kegiatan tersebut terus berlangsung. Sebagai akibat dari tingginya upah tersebut, pengiriman remitan sebagai salah satu hasil kerja di daerah asal juga semakin meningkat. Harapan TKI memperoleh penghasilan yang layak pun akan memberi dampak positif bagi pembangunan di tanah air. Terlepas dari pengelolaan TKI diluar negeri secara benar atau salah, terbukti bahwa Pekerja migran telah menjadi pahlawan devisa bagi bangsa. Mampu menggerakkan roda perekonomian kampung halaman. Pekerja migran mengirim upahnya untuk memperbaiki rumah di kampung halaman, membeli sawah, membantu biaya pendidikan anggota keluarganya. Pekerja migran adalah pahlawan. Mereka berjasa bagi keluarga, dan bangsa. TKI memberi nilai tambah bagi keluarganya. Ternyata pengiriman tenaga kerja ke luar negeri bila dikelola dengan baik dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja. Meski banyak sekali kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja migrant (TKI yang bekerja di luar negeri) karena legalitas yang tidak terpenuhi dan banyak lagi kasus-kasus pelanggaran HAM, namun demikian, masalah pengerahan tenaga kerja ke luar negeri tidak bisa dihentikan begitu saja. Karena pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sesuangguhnya dialami oleh semua negera. Bahkan masyarakat kita memiliki persepsi senang dan bangga bila tempat kerjanya memiliki konsultan asing.
Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah ditunjukan dengan perbaikan tingkat produk domestik regional bruto (PDRB) yang mengacu pada total nilai moneter dari semua barang dan jasa yang telah dihasilkan di dalam batas-batas geografis tertentu. Secara sederhana produk domestik regional bruto ini dapat dihitung berdasarkan nilai keluaran semua barang dan jasa jadi. Meskipun pendapatan dari buruh migran (remitan) merupakan pendapatan dari luar negeri yang tidak diperhitungkan dalam PDRB, tetapi pemanfaatannya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan investasi serta tabungan di dalam negeri, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap  produk domestik regional bruto. Remitansi TKI kini antara 3-4% dari GDP Indonesia, sehingga 20-30 persen penduduk Indonesia bisa jatuh miskin jika seluruh buruh migran pulang. BP2NTKI berupaya merubah sistem penempatan TKI demi memperbaiki citra, termasuk sistem administrasi di daerah menjadi online. Dengan adanya peningkatan distribusi nilai uang masuk tersebut, cukup memberi arti pada masukan devisa. Yang berarti juga akan semakin meningkatkan taraf hidup masyarakat serta pembangunan di daerah maupun di negara asal pekerja migran dalam hal ini Indonesia.
Berkepanjangannya krisis global juga telah menambah jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang kehilangan pekerjaannya.  Bila pemulangan secara massal para TKI ini terus terjadi, dipastikan kondisi ekonomi domestik akan sangat terpengaruh, karena sumbangan mereka yang mencapai tidak kurang dari Rp 60 triliun bagi ekonomi nasional tiap tahun. Hal itu juga dikhawatirkan akan membawa dampak negatif bagi ekonomi di tempat asalnya, yang selama ini menunjukkan ketergantungan yang besar terhadap kiriman uang (remittance) dari anggota keluarganya yang bekerja di luar negeri. Masalah peningkatan kemiskinan dan pengangguran harus segera diantisipasi dengan serius. Tak dapat disangkal, komunitas TKI di luar negeri, yang berjumlah sekitar 6 juta orang, telah menyumbangkan kontribusi yang luar biasa bagi ketahanan ekonomi kita, khususnya bagi masyarakat daerah.
Ke depan, TKI tampaknya akan terus menjadi tulang punggung penting bagi ekonomi nasional. Kemiskinan di tempat asal akan terus menjadi faktor pendorong (push factor) bagi mengalirnya TKI ke luar negeri. Selama pemerintah belum sanggup menyediakan lapangan kerja yang layak dan secara konkret bisa memecahkan masalah 'perut' rakyat, selama itu pula arus besar TKI tak akan bisa ditahan.
Menurut penulis, pekerjaan sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), merupakan pekerjaan yang bergensi di lingkungan daerah tempat TKI itu berasal. Bagaimana tidak, daerah yang notabene merupakan kawasan miskin cenderung banyak para TKI yang berasal dari sana. Alhasil, dengan kiriman TKI (remiten), anggota keluarga TKI bisa dikatakan lebih makmur dari keluarga-keluarga lain yang tidak bekerja sebagai TKI di luar negeri. Bahkan pekerjaan yang lebih baik, misalkan guru saja, dalam hal kesejahteraan dan penghasilan setiap bulannya tidak dapat melebihi atau bahkan hanya sekedar sebanding dengan penghasilan TKI yang dikirimkan setiap bulannya kepada anggota keluarga. Ini karena nilai mata uang di negara tempat TKI bekerja, jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Indonesia.
Mereka yang bekerja sebagai TKI di luar negeri, begitu dihormati di daerah tempat dia berasal. Dengan kemewahan yang mereka dapatkan dari hasil remiten yang biasa dikirim, membuat mereka layaknya orang kaya yang siap dengan serta merta membagi uang mereka kepada tetangga-tetangganya. Bahkan berdampak pada keinginsertaan masyarakat daerah, untuk mencoba keberuntungan di pekerjaan yang sama, yaitu menjadi TKI demi mencapai kesejahteraan anggota keluarganya. Alhasil, banyak sekali masyarakat Indonesia yang begitu menginginkan bekerja di luar negeri sebagai pahlawan devisa.
Tenaga kerja Indonesia atau yang sering disingkat TKI ini, sering disebut sebagai pahlawan devisa. Menurut IMF, pahlawan sejati atas bertahannya negara-negara seperti Indonesia terkait dengan remitansi yang dikirim tenaga kerja setiap tahunnya. Orang-orang yang bekerja di luar negeri, baik bekerja sebagai buruh kasar, pelayan rumah tangga, hingga kerja-kerja profesional, memberikan andil besar atas stabilnya ekonomi Indonesia. Jumlah uang yang dikirim pahlawan devisa tanpa tanda jasa itu cukup berperan dalam mendorong ekonomi nasional.
Setiap tahunnya, jumlah remitansi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selalu naik. Pada 2011 saja, diperkirakan ada Rp 56 triliun yang masuk ke rekening-rekening bank di Indonesia. Jumlah ini belum termasuk uang yang mereka bawa, dititipkan kepada jasa-jasa keuangan non perbankan, termasuk yang dikirim melalui PT Pos. Uang-uang yang dikirim itu, IMF beranggapan, telah menggerakkan ekonomi riil masyarakat baik dalam bentuk konsumsi, investasi kecil-kecilan maupun menengah, hingga tabungan yang mereka simpan di perbankan nasional. Terlepas mayoritas uang itu dipakai untuk konsumsi, tetap itu mampu menggerakkan ekonomi dan memberikan dampak yang tersebar luas.
Toko-toko besi, bahan bangunan, dan keramik sangat menikmati uang para TKI ini. Wajar, karena TKI selalu ingin membangun rumah-rumah mereka jauh lebih baik dan mentereng. Mereka juga senang membangun rumah untuk dikontrakan atau disewakan, termasuk tentunya rumah toko (ruko).
Diler-diler motor pun harus berterimaksih kepada TKI. Berkat uang mereka, ribuan motor terjual di desa-desa atau kota-kota kecil yang digunakan para kerabat atau orang tua TKI. Ekonomi mikro bergerak stabil dan cenderung tumbuh meski krisis besar mendarat dibelahan dunia lain.
Dalam beberapa pemberitaan di koran berisi ulasan mengenai sisi lain TKI yang kembali ke Indonesia dengan membawa perubahan. Mereka enggan kembali ke negeri tempat mereka bekerja, tetapi memilih untuk membangun bisnis kecil-kecilan yang kemudian berkembang di tempat tinggal mereka. Ada yang menjadi pedagang sembako besar dengan swalayan yang melayani warga pinggiran. Ada juga yang menjadi pemikir dan pengajar. Tidak ketinggalan, ada juga mantan TKI yang mampu mengembangkan bisnis peternakan, pertanian, hingga sektor ritel lainnya. Pun ada yang sudah memiliki diler kendaraan bermotor.
Banyak di antara mereka yang jauh lebih sukses dengan apa yang mereka dapatkan selama bekerja dibandingkan dengan warga sekitar mereka yang bekerja di dalam negeri. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa melihat TKI dikonotasikan sebagai pekerja kasar. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh. Jumhur Hidayat  mengatakan, hingga kini 6 juta TKI bekerja di berbagai negara yang memberi makan langsung kepada keluarganya, 5 orang per-TKI. Dalam sebulan, 30 ribu-40 ribu pembantu rumah tangga bekerja ke luar negeri. Ini tentu mengandung multiplier ekonomi sehingga menghidupkan kegiatan ekonomi di pedesaan. Dengan demikian, bisa menyerap tenaga kerja di daerah-daerah. Maka dari itu, penulis begitu berantusias memberikan apresiasi terhadap keperkasaan TKI dengan remitennya yang mampu memberikan dampak yang begitu besar bagi perekonomian negara Indonesia.
Tidak selalu kisah TKI yang digambarkan adalah cerita sedih yang menguras iba kita. Banyak TKI yang sukses, banyak dari mereka yang mampu membantu pemerintah dan korporat besar dalam membangun ekonomi. Penulis beranggapan, memang mengenai cerita kurang nyaman yang kerap dialami oleh para pekerja migrant (TKI) tidak bisa lantas dikesampingkan dan hanya menjadi kabar angin yang hanya berhembus sekali saja. Hal ini perlu perhatian dari semua pihak, terutama pemerintah. Namun alangkah lebih baiknya bila dukungan dari semua pihak turut mewarnai perjalanan mereka dalam berjuang sebagai pahlawan devisa di negeri orang. Agar apa yang menjadi sebuah harapan bersama dapat terwujud.
Perbankan menjadi salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kehadiran para TKI. Uang mereka yang besar menjadi magnet kuat kalangan bank untuk bisa meraupnya. Tak heran jika hampir semua bank nasional dan asing membuka layanan khusus untuk para TKI. Sebut saja BII yang dikuasai Maybank Malaysia, Bank Danamon, Bank Panin, Bank Muamalat, dan Bank BNI.
Ini artinya, bank-bank mampu meningkatkan pendapatan dari sisi non operasional. Bank mampu meraih keuntungan dari fee yang diambil dari setiap proses transaksi yang terjadi. Dan, itu hanya membutuhkan sedikit investasi untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi mengatakan, pelaksanaan pemberian layanan perbankan sesuai dengan kerja sama terkait pemberian layanan perbankan kepada para TKI, baik sebelum dan sesudah berangkat, ke negara tujuan masing-masing tersebut akan langsung berjalan dan diharapkan bisa meningkatkan bisnis remitansi (jasa pengiriman uang) perseroan. Melalui kerja sama ini, para TKI, calon TKI dan purna TKI beserta keluarganya dapat memperoleh layanan perbankan, seperti pembukaan rekening simpanan, pemberian pembiayaan, pengiriman dana remitansi serta edukasi pengelolaan keuangan.
Berkaitan dengan TKI, dari pihak pemerintah telah melakukan langkah-langkah pencegahan agar TKI tidak terlibat permasalahan saat berada di luar negeri. Salah satunya adalah dengan melakukan pengawasan calon TKI agar mereka yang berangkat sesuai dengan aturan yang berlaku. Bahwa terdapat jaminan sepenuhnya oleh Undang Undang No.13/2003 bagi para TKI termasuk didalamnya mengatur pelatihan, perlindungan hukum serta pengawasan. Diharapkan mereka yang berangkat ke luar negeri ini adalah para tenaga kerja yang legal, sehingga keamanan maupun jaminan hukumnya jelas. Selain itu, pemerintah hendaknya memberikan usaha pembinaan dan pelatihan bagi keluarga  migran (TKI) yang tinggal di daerah asal untuk meningkatkan kemauan mereka mengalokasikan remiten dalam kegiatan produktif. Masih minimnya pendidikan para TKI menyebabkan mereka hanya mampu bekerja di sektor informal. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan keterampilan para TKI oleh BNP2TKI dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sehingga mereka mampu bekerja di sektor formal dengan penghasilan yang lebih baik.
Di samping itu, konsentrasi pemerintah yang terlalu berat kepada sektor finansial harus diimbangi dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi riil yang langsung bersentuhan dengan kehidupan rakyat di daerah-daerah. Sudah waktunya kecenderungan elite politik yang sibuk dengan proyek pencitraan diri (image building) dan berebut kuasa diimbangi dengan kerja riil berupa penciptaan lapangan kerja yang konkret di daerah-daerah, untuk menjawab persoalan kemiskinan di seluruh Indonesia.
Melihat begitu besarnya kontribusi TKI terhadap pergerakan perekonomian Indonesia, sudah sepatutnya bahwa TKI harus dilindungi dan diberi karpet merah ketika kembali ke Tanah Air. Bukan sebaliknya, diperas, dipersulit, dan dibiarkan mati dinegeri orang. Peran pemerintah yang lebih bijak menjadi sangat penting bagi kemajuan ekonomi bangsa juga. IMF saja begitu menghargai para TKI, mengapa kita tidak?Ikrim.           
Penutup
Jumlah TKI yang bekerja di luar negeri memiliki dampak yang begitu besar terhadap pergerakan perekonomian Indonesia terkait dengan pengiriman penghasilannya ke daerah asal atau remitennya. Hal ini menimbulkan perbaikan-perbaikan pada daerah maupun pada negara. Jadi sesuai judul artikel, bisa dikatakan bahwa Remiten TKI sebagai Penggerak Ekonomi Indonesia.
Daftar Rujukan
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi
IMF
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh. Jumhur Hidayat
Undang Undang No.13/2003



1 komentar:

  1. Dunia Yang Akan Mewujudkan Impian Anda,Kami Akan Memberikan solusi mengatasi masalah ekonomi anda.
    Hanya Dengan Bermodalkan Kepercayaan Dan Keyakinan/TOGEL YANG TERBAIK. Kami Hadir Untuk Menjalin Tali Silatuh Rahmi,Guna Untuk Membantu Para Masyarakat Di Muka Bumi Ini ,Dengan Segala Permasalahan Yang Ada,Karena Di Dalam Masyarakat Yang Kita Tahu Saat Sekarang Ini,Masih Banyak Masyarakat Yang Hidup Dibawah Garis Kemiskinan,Untuk Itu,Izinkan Saya Mbah Karwo Untuk Memberikan Solusi Terbaik Untuk Anda Yang Sangat Membutuhkan.Ada Berbagai Cara Untuk Membantu Mengatasi Masalah Perekonomian,Dengan Jalan ; 1,Melalui Angka Togel Jitu ; Supranatural 2,Pesugihan Serba Bisa 3,Pesugihan Uang Balik/Bank ghaib 4,Ilmu Pengasihan 5,DLL HANYA DENGAN BERMODALKAN KEPERCAYAAN DAN KEYAKINAN,INSYA ALLAH ITU SEMUANYA AKAN BERHASIL SESUAI DENGAN KEINGINAN ANDA... Dunia yang akan mewujudkan impian anda dalam sekejab dan menuntaskan masalah keuangan anda dalam waktu yang singkat. Mungkin tidak pernah terpikir dalam hidup kita untuk menyentuh hal hal seperti ini. Ketika terpikirkan kekuasaan, uang dalam genggaman, semua bisa dikendalikan sesuai keinginan kita.Semua bisa diselesaikan secara logika.Tapi akankah logika selalu bisa menyelesaikan masalah kita. Pesugihan Mbah Karwo Mbah memiliki ilmu supranatural yang bisa menghasilkan angka angka putaran togel yang sangat mengagumkan, ini sudah di buktikan member bahkan yang sudah merasakan kemenangan(berhasil), baik di indonesia maupun di luar negeri.. ritual khusus di laksanakan di tempat tertentu, hasil ritual bisa menghasilkan angka 2D,3D,4D,5D.6D. sesuai permintaan pasien.Mbah bisa menembus semua jenis putaran togel. baik itu SGP/HK/Malaysia/Sydnei, maupun putaran lainnya. Mbah Akan Membantu Anda Dengan Angka Ghoib Yang Sangat Mengagumkan "Kunci keberhasilan anda adalah harus optimis karena dengan optimis.. angka hasil ritual pasti berhasil !! BERGABUNGLAH DAN RAIH KEMENANGAN ANDA..! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!! Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini 1. Di Lilit Hutang 2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel 3. Barang berharga Anda Sudah Habis Buat Judi Togel 4. Anda Sudah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang tepat Jangan Anda Putus Asa…Selama Mentari Masih Bersinar Masih Ada Harapan Untuk Hari Esok.Kami akan membantu anda semua dengan Angka Ritual Kami..Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja… Apabila Anda Ingin Mendapatkan Nomor Jitu 2D 3D 4D 6D Dari Mbah Karwo Selama Lima Kali Putaran,Silahkan Bergabung dengan Uang Pendaftaran Paket 2D Sebesar Rp. 300.000 Paket 3D Sebesar Rp. 500.000 Paket 4D Sebesar Rp. 700.000 Paket 6D Sebesar Rp. 1.500.000 dikirim Ke Rekening BRI.Atas Nama:No Rekening PENDAFTARAN MEMBER FORMAT PENDAFTARAN KETIK: Nama Anda#Kota Anda#Kabupaten#Togel SGP/HKG#DLL LALU kirim ke no HP : ( 0852-3162-7267 ) SILAHKAN HUBUNGI EYANG GURU:0852-3162-7267

    BalasHapus