Blogger Widgets Analisis Pengaruh Pendapatan Nasional Terhadap Permintaan Uang ~ Ikrimatul Husna

Rabu, 20 November 2013

Analisis Pengaruh Pendapatan Nasional Terhadap Permintaan Uang



Pendapatan nasioanl adalah jumlah dari seluruh pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga individu, rumah tangga perusahaan maupun pemerintah dalam suatu negara baik yang diperoleh dari warga negara itu sendiri yang berada di dalam negeri maupun warga asing yang berada di negara tersebut.Dalam pendapatan nasional terdapat beberapa komponen penting yang memiliki pengaruh terhadap pendapatan nasional tersebut. komponen-komponen tersebut di antaranya adalah rumah tangga individu (konsumsi), rumah tangga perusahaan (investasi) dan pemerintah (government).
Dalam hal ini pendapatan nasional merupakan variabel bebas yang mempengaruhi jumlah permintaan uang di suatu negara. Beberapa hal yang terkait dengan permintaan uang menjadi variabel dependent yang akhirnya dapat dipengaruhi oleh pendapatan nasional itu sendiri.
Pendapatan nasional dan permintaan uang memiliki hubungan yang positif. Di mana saat pendapatan nasional itu mengalami kenaikan, maka permintaan akan jumlah uang akan mengikuti kenaikan dari pergerakan pendapatan nasional tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika pendapatan nasional suatu negara mengalami penurunan, maka hal itu akan diikuti pula dengan penurunan permintaan akan jumlah uang.
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis mengangkat masalah untuk menjadi judul makalah yaitu “Analisis Pengaruh Pendapatan Nasional Terhadap Permintaan Uang”.
   Pengaruh Pendapatan Nasional Terhadap Permintaan Uang
Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat dan negara sangat erat hubungannya dengan pendapatan masyarakat dan negara, sehingga besar kecilnya konsumsi ditentukan oleh tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan maka akan selalu meningkatkan konsumsi, sehingga hubungan antara pendapatan dan konsumsi bersifat positif (berbanding lurus). Sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi akan ditabung, sehingga semakin besar pendapatan, maka akan semakin besar pula tabungan. Dan hubungan antara pendapatan dan tabungan bersifat positif (berbanding lurus).
Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan. Pada umumnya, pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan komsumsi dilambangkan dengan C, tabungan dilambangkan dengan S dan Investasi dilambangkan dengan I.
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi dengan pendapatan. Tingkat pendapatan BEP (Break Even Point) adalah tingkat pendapatan dimana besarnya pendapatan sama besarnya dengan pengeluaran untuk konsumsi. Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan dengan pendapatan. Angka pengganda pendapatan (multiplier) adalah angka yang menunjukkan perubahan konsumsi dan perubahan tabungan karena adanya perubahan pendapatan nasional.
Keterkaitan Pendapatan Nasional dengan Motif-Motif Permintaan Uang
Permintaan uang adalah kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai. Menurut J.M. Keynes ada tiga motif yang mendasari adanya permintaan terhadap uang, yaitu:
1.    Motif transaksi, atau transaction motive
2.    Motif berjaga-jaga, atau precautionary motive
3.    Motif spekulasi, atau speculative motive
·         Model Permintaan Uang Motif Transaksi
Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional. Jika ditulis dalam bentuk persamaan adalah:
Lt = Lt (Y)
Keterangan:
Lt = permintaan uang berdasarkan motif transaksi
Y = pendapatan nasional
Persamaan ini memberikan hubungan yang positif antara permintaan uang yang diperlukan untuk transaksi dengan pendapatan nasional. Dengan meningkatnya pendapatan nasional, maka kebutuhan uang untuk transaksi meningkat.
Jika pendapatan seseorang meningkat, maka uang yang dibutuhkan untuk bertraksaksipun meninggkat. Atau sebaliknya, jika pendapatan seseorang menurun, maka uang digunakan untuk transaksipun menurun. Seandainya seluruh permintaan uang individual dalam suatu perekonomian dijumlahkan, maka nilai uang tersebut merupakan permintaan agregat terhadap transaksi, yang tidak lain merupakan pendapatan nasional.
Secara sederhana persamaan permintaan uang dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:




 Model-Fungsi Permintaan Uang Motif Transaksi







Sumbu datar menyatakan tingkat pendapatan nasional, sedangkan sumbu tegak merupakan tingkat kebutuhan uang untuk transaksi. Pada tingkat pendapatan nasional Y0 kebutuhan uang untuk transaksi sebesar Lt0. Bilai pendapatan nasional naik menjadi Y1 maka kebutuhan uang untuk transaksi naik menjadi Lt1.
Dari penjelasan tersebut diketahui, bahwa semaking tinggi tingkat pendapatan suatu negara, maka semakin tinggi pula kebutuhan uang untuk transaksi. Begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkat pendapatan suatu negara, maka semakin sedikit kebutuhan uang untuk transaksi.
Permintaan uang dengan motif berjaga-jaga dipengaruhi oleh faktor yang sama seperti faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk transaksi, yaitu tinggi rendahnya pendapatan nasional. Secara agragat, jika tingkat pendapatan nasional suatu negara naik, maka permintaan uang untuk berjaga-jaga juga naik. Sebaliknya, jika tingkat pendapatan nasional rendah, maka permintaan uang untuk berjaga-jaga juga rendah.
·         Model Permintaan Uang Motif Berjaga-Jaga
Permintaan uang dengan motif berjaga-jaga dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Lj = Lj (Y)

Keterangan:
Lj = permintaan uang untuk berjaga-jaga
Y = pendapatan nasional
Jika digambarkan dalam bentuk kurva dapat dilihat seperti dalam gambar di bawah:


Model-Fungsi Permintaan Uang Motif Berjaga-Jaga
 










Model-Fungsi Permintaan Uang Motif Berjaga-Jaga
Karena kedua persamaan permintaan uang tersebut dipengaruhi factor yang sama, yaitu sama-sama pendapatan nasional, maka kedua persamaan perminataan uang tersebut dapat digabungkan menjadi:
L1 = Lt  = Lj
Keterangan:
L1 = Lt (Y) = Lj (Y) atau
L1 = L1 (Y)
·         Model-Fungsi Permintaan Uang
Persamaan yang menyatakan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dapat dinyatakan dengan:
L1 = L1 (Y)
Persamaan matematis tersebut merupakan fungsi permintaan uang, atau money demand function yang belum secara jelas menyatakan variabel apa yang menentukan kuatitas keseimbangan uang riil yang ingin dipegang atau ditahan seseorang.
Fungsi matematis sederhana yang menyatakan permintaan uang dan dapat menentukan kuantitas uang riil yang ingin dipegang atau ditahan diformulasikan sebagai berikut:
(M/P)d = k Y
M/P adalah keseimbangan uang riil, atau real money balance. Keseimbangan uang riil mengukur daya beli dari persedian uang.
Sebagai contoh pada suatu perekonomian yang hanya memproduksi satu jenis barang saja, misalkan hanya memproduksi beras. Perekonomian tersebut, memiliki kuantitas uang sebesar 100.000 rupiah, dan harga beras 10.000 rupiah per kilogram. Maka keseimbangan uang riil adalah:
M/P = Rp 100.000/ Rp 10.000 per kilogram = 10 kilogram
Jadi keseimbangan uang rill perekonomian tersebut adalah 10 kilogram beras. Hal ini menjelaskan, pada harga berlaku, persediaan uang dalam perekonomian mampu dibelikan 10 kilogram beras.
Notasi k dalam persamaan permintaan uang di atas adalah konstanta yang menunjukkan seberapa banyak uang yang ingin dipegang atau ditahan seseorang untuk tiap rupiah pendapatan. Sedangkan Y menyatakan output total dari perekonomian, atau pendapatan total, atau pendapatan riil.
Dari persamaan dapat diketahui, bahwa kuantitas keseimbangan uang riil yang diinginkan proposional terhadap pendapatan riil. Ketika persyaratan fungsi keseimbangan uang riil (M/P)d sama dengan M/P maka formula keseimbangan uang rill menjadi:
(MP)d = k Y, jika (M/P)d sama dengan M/P, maka
M/P = k Y, dan jika disederhanakan menjadi:
M(1/k) = PY dan jika 1/k adalah V, maka
MV = PY, ini adalah persamaan kuantitas, atau quantity equation
Hubungan V = 1/k menyatakan keterkaitan antara permintaan terhadap uang dengan perputaran uang. Jika seseorang lebih banyak membelanjakan uang untuk setiap rupiah pendapatannya, maka k menjadi kecil. Jika k kecil, maka nilai V menjadi besar. Nilai V besar menunjukkan perputaran uang tinggi. Artinya, uang sering pindah tangan.
Sebaliknya jika seseorang bekeinginan lebih banyak menyimpan uang pendapatannya, maka nilai k menjadi besar. Jika nilai k besar, maka nilai V menjadi kecil. Nilai V kecil menunjukkan perputaran uang rendah. Artinya uang jarang berpindah tangan, atau uang jarang ditransaksikan. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa permintaan uang k dan perputaran uang V memiliki peran yang berlawanan dari mata uang yang sama.











0 komentar:

Posting Komentar